KREATIF
Kreatif” hanyalah sebuah kata pendek dan sederhana. Namun,
berkat pemikiran kreatif, kesuksesan besar, semisal kemajuan teknologi,
industri, dan bidang lain, terjadi. Tidak berlebihan bila dikatakan,
berpikir kreatif merupakan kunci keberhasilan.
1.Berpikir, semua bisa dilakukan
Yakinlah, sesuatu yang akan kita kerjakan
mampu kita selesaikan. Artinya, harus optimis. Buang ungkapan bernada
pesimis. Misal, ”Saya mungkin bisa mengerjakan”. Ganti dengan ungkapan
penuh optimisme. Contoh, ”Saya pasti bisa mengerjakannya”, ”Bagi saya
tidak ada kata menyerah!”. Pernyataan optimis melatih kita berani masuk
ke persoalan. Pola pikir pun berkembang, karena dipaksa memeras otak
untuk mewujudkan tekad itu.
2. Hilangkan cara berpikir konservatif
Pola berpikir konservatif ditandai dengan
kekhawatiran untuk menerima perubahan, meski perubahan itu
menguntungkan. Karena ingin mempertahankan gaya konservatif, perubahan
ditanggapi secara dingin, bahkan dipersepsikan sebagai ancaman. Karena
merasa nyaman atau diuntungkan dengan cara konservatif, ketika dituntut
untuk mengubah pola pikir, kita takut akan mengalami kerugian. Hendaknya
disadari, cara berpikir konservatif memasung pemikiran kreatif karena
pikiran dibekukan oleh sesuatu yang statis. Padahal dalam berpikir
kreatif unsur statis semestinya dihilangkan. Mulailah berpikir dinamis,
dengan terus mengolah pemikiran untuk menemukan pola pikir efektif.
Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola berpikir konservatif.
Pertama, terbuka terhadap masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat berharga. Lalu, kita mengolahnya menjadi “barang jadi” lewat pemikiran kreatif. Jadi, jangan takut dengan ide, usulan, bahkan kritik. Karena semua itu merangsang kita berpikir kreatif.
Kedua, mencoba pekerjaan atau hal di luar bidang kita. Untuk ”memperkaya” diri, pola pikir juga perlu menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Ketiga, harus proaktif. Kita dituntut ”menjemput bola” dalam menghadapi sesuatu, dan bukan ”menunggu bola”. Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas memilih tindakan, tentu berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi kalau kita mempunyai kreativitas berpikir
Ada tiga cara mengurangi atau menghilangkan pola berpikir konservatif.
Pertama, terbuka terhadap masukan. Masukan adalah bahan mentah sangat berharga. Lalu, kita mengolahnya menjadi “barang jadi” lewat pemikiran kreatif. Jadi, jangan takut dengan ide, usulan, bahkan kritik. Karena semua itu merangsang kita berpikir kreatif.
Kedua, mencoba pekerjaan atau hal di luar bidang kita. Untuk ”memperkaya” diri, pola pikir juga perlu menghadapi sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Ketiga, harus proaktif. Kita dituntut ”menjemput bola” dalam menghadapi sesuatu, dan bukan ”menunggu bola”. Bertindak proaktif berarti membuat diri bebas memilih tindakan, tentu berdasarkan perhitungan matang. Ini bisa terjadi kalau kita mempunyai kreativitas berpikir
3.
Tingkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan
Jangan cepat puas. Semakin cepat puas berarti
menutup diri terhadap pekerjaan lain yang dapat memperkaya perkembangan
pemikiran. Kesanggupan menerima pekerjaan lain, berarti kita membuka
diri pada tantangan baru. Untuk itu kita dituntut berpikir cerdas dan
efektif.
Dua hal perlu dilakukan,
Pertama, tambah kuantitas pekerjaan. Artinya, tidak perlu mengeluh bila di luar kesibukan kita masih ada hal lain yang perlu diselesaikan. Keterbukaan untuk menerima tambahan pekerjaan membuat kita melatih diri. Apakah dalam situasi tertekan, kita masih mampu berpikir? Yang berpikir kreatiflah yang mampu membangkitkan daya pikirnya.
Kedua, perbaiki kualitas hasil kerja. Ini mengandung makna, sekecil apa pun pekerjaan, kita tidak boleh mengabaikan kualitas hasilnya. Karena dari kualitas pekerjaan itu tercermin mutu pemikiran kita. Artinya, kalau pekerjaan kita berkualitas, itu menunjukkan mutu daya pikir kita. Semakin berkualitas hasil pekerjaan kita, semakin berkualitas pula pola berpikir kita.
Dua hal perlu dilakukan,
Pertama, tambah kuantitas pekerjaan. Artinya, tidak perlu mengeluh bila di luar kesibukan kita masih ada hal lain yang perlu diselesaikan. Keterbukaan untuk menerima tambahan pekerjaan membuat kita melatih diri. Apakah dalam situasi tertekan, kita masih mampu berpikir? Yang berpikir kreatiflah yang mampu membangkitkan daya pikirnya.
Kedua, perbaiki kualitas hasil kerja. Ini mengandung makna, sekecil apa pun pekerjaan, kita tidak boleh mengabaikan kualitas hasilnya. Karena dari kualitas pekerjaan itu tercermin mutu pemikiran kita. Artinya, kalau pekerjaan kita berkualitas, itu menunjukkan mutu daya pikir kita. Semakin berkualitas hasil pekerjaan kita, semakin berkualitas pula pola berpikir kita.
4. Perbanyak kebiasaan bertanya
Bertanya merupakan indikator bahwa
pikiran kita masih ”jalan” dan selalu dinamis. Dengan bertanya, berarti
mencoba menguji daya kritis. Kebiasaan bertanya jangan dipahami bahwa
kita ”tidak mengerti”. Tetapi harus dipahami sebagai munculnya dinamika
pikiran. Bertanya merupakan sarana melatih pengembaraan daya
kreativitas. Dengan bertanya, pemikiran kita bertemu dengan pemikiran
orang lain yang mengandung hal-hal baru, sehingga cakrawala berpikir
kita semakin luas. Juga membuat kita tidak terpaku pada pemikiran diri
sendiri. Sebaliknya, kita mencoba meyakinkan apakah pemikiran kita
sejalan dengan pemikiran orang lain? Hal ini membuat kita semakin
kreatif karena berusaha terbuka terhadap pemikiran dari luar.
5. Jadi pendengar yang baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar